Feedback Positif Keimanan
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, segala puji tak henti-hentinya terucap untuk
Rabbul’alamin. Pada kedahsyatan bangunan matahari, ada bukti
kekuatan-Nya. Pada besarnya manfaat matahari, ada bukti rahmat-Nya
kepada makhluk-Nya. Pada ketelitian pengaturan peredaran matahari,
tampaklah luasnya ilmu dan hikmah-Nya.
Ehm… Kita review sedikit materi kuliah kita, ya…!!! Masih ingat
mekanisme terjadinya kram otot khan? Yups, inadekuatnya suplai nutrisi
atau regangan/kontraksi yang berlebihan menyebabkan munculnya sensasi
nyeri. Sensasi nyeri dimanifestasikan oleh otot dengan melakukan
kontraksi. Tambahan kontraksi menyebabkan nyeri semakin bertambah. Jadi,
tambah terasa sakit. Dengan bertambahnya nyeri, kontraksi bertambah
kuat. Dengan demikian, nyeri pun bertambah. Semakin sakit lagi. Begini
seterusnya, terjadilah apa yang oleh sebagian orang disebut lingkaran
setan (???).
Entah disebut dengan lingkaran setan, lingkaran kecil, atau lingkaran
besar, ini merupakan contoh fenomena feedback positif, dimana suatu
rangsang menginduksi suatu reaksi dan reaksi tersebut meningkatkan
reaksi serupa berikutnya.
Masya Allah… Inilah salah satu ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala yang
menunjukkan rahmat-Nya kepada para hamba. Seandainya tidak ada
mekanisme kram, mungkin seseorang akan terus beraktifitas meskipun
ototnya mengalami suatu masalah, yaitu peregangan/kontraksi yang
berlebihan maupun kurang nutrisi. Masalah itu akan menimbulkan bahaya
besar bagi otot. Alhamdulillaah…
Teman-teman, mekanisme feedback positif dapat kita temui di beberapa
sistem di tubuh kita. Tapi, ternyata ada juga feedback positif yang
tidak kasat mata dan begitu bermakna. Ialah
FEEDBACK POSITIF KEIMANAN.
Pernah menemui seseorang yang dulunya adalah penjahat. Suka mencuri.
Suka makan daging manusia. Nggak kenal yang namanya sholat, hobi judi,
dll. Kemudian, suatu hari kita dengar dia bertaubat dari
keburukan-keburukan itu. Lalu, singkat cerita dia menjadi seseorang yang
rajin ke masjid, suka berderma, selalu beramal sholeh, dan pokoknya
berubah 180 darojat??? Barangkali dia terpapar FEEDBACK POSITIF
KEIMANAN.
Skenarionya begini : Ada seorang anak manusia. Bapaknya juga anak manusia. Suatu hari, dia berniat untuk membaca Al-Quran
secara rutin setiap hari. Niat itu dia wujudkan. Dengan izin Allah, dia
dapat menjaga amal hariannya itu secara istiqomah. Karena sudah cinta
membaca Al-Quran, dia jadi hobi pula mendengarkan bacaan Al-Quran.
Di-downloadnya file-file rekaman bacaan Al-Quran. Beberapa waktu
kemudian, menyadari kualitas bacaannya yang memprihatinkan, muncullah
niat untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti program tahsin (perbaikan bacaan Al-Qur’an).
Dia mengikuti program tersebut hingga selesai. Lalu di benaknya muncul
suatu pemikiran, “Alangkah indahnya kalau selain bisa membaca Al-Qur’an,
aku juga bisa tahu maknanya.” Singkat cerita, kemudian dia mengikuti majelis kajian tafsir Al-Qur’an. Beberapa waktu berjalan, timbul keinginan di dalam dirinya untuk mengikat ilmunya dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Quran yang telah dia pelajari. Lalu, karena ingin ilmunya lebih bermanfaat, diapun menyampaikannya kepada orang lain.
Setelah itu, akhirnya, dia lulus dari Fakultas Kedokteran (???@#@# mendung-mendung jalan becek, nggak nyambung jekkk!!!)
Nah, itulah contoh skenario tutorial yang begitu indah. LO-nya adalah : apa maksudnya?
Dengan studi pustaka terhadap kitab induk segala ilmu, didapatkan jawabannya:
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ (17)
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk bagi
mereka dan memberikan ketakwaan kepada mereka.” (QS. Muhammad ayat 17)
Pada ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan keadaan orang-orang yang
mengikuti petunjuk. Orang yang mendapat petunjuk dengan keimanan serta
ketundukan, dan mereka meniti apa yang dirihai Allah akan diberi balasan
kebaikan berupa tambahan petunjuk. Mereka juga diberi ketakwaan.
Maksudnya, mereka akan diberi kecocokan hati terhadap kebaikan dan
dijaga dari keburukan. Jadi, ada dua balasan bagi orang yang mengikuti
petunjuk, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal sholih. [i]
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan kami, sungguh akan
kami tunjukkan jalan-jalan kami kepada mereka. Dan sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabuut ayat 69)
Sesunguhnya orang-orang yang berjihad – dalam pengertian umum - di
atas agama Allah dan mencari keridhaan-Nya akan diberi taufik (kecocokan
hati) oleh Allah menuju jalan kebaikan serta kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Bagi orang yang berbuat baik, Allah juga menjanjikan
pertolongan, penjagaan, dan hidayah serta kekuatan di tengah manusia.
Jadi, balasan baik orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan
kepada Allah ada dua. Pertama: taufik kepada kebaikan, keimanan, dan
kebahagiaan. Kedua: pertolongan, peneguhan, dan penjagaan.[ii]
Jadi, jika seseorang melakukan suatu amal sholeh (segala macam amal
yang membuat Allah Ta’ala ridha), salah satu bentuk balasan yang
diperoleh adalah DIMUDAHKAN UNTUK MELAKUKAN AMAL SHOLEH BERIKUTNYA.
BEGITU PULA DENGAN KEBURUKAN
Akan tetapi, mekanisme feedback positif seperti itu tidak hanya
berlaku untuk perbuatan baik. Ada juga feedback untuk keburukan.
Keburukan yang dilakukan oleh seseorang bisa menyebabkan dia terjerumus
kepada keburukan lainnya, yang mungkin lebih besar.
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (14)
“Tidak benar perkataan itu. Bahkan apa yang mereka perbuat telah menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthoffifin ayat 14).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya
jika seorang mukmin berbuat dosa, akan ada sebuah titik hitam di
hatinya. Apabila dia bertaubat, berhenti, dan beristighfar, hatinya
menjadi mengkilap kembali. Akan tetapi apabila dia terus berbuat dosa,
noda itu akan bertambah banyak sehingga menutupi seluruh hatinya. Itulah
noda yang disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, ‘“Tidak benar perkataan itu. Bahkan apa yang mereka perbuat telah menodai hati mereka.’” (HR. Ahmad)
Pada ayat di atas terdapat peringatan dari dosa. Dosa dapat
menodai hati, menutupnya sedikit demi sedikit sehingga lama kelamaan
hilang sinarnya dan tidak dapat lagi digunakan untuk membedakan antara
benar dan salah. Dengan demikian, kebenaran tampak terbalik. Dia menilai
sesuatu yang salah sebagai kebenaran dan menilai sesuatu yang benar
sebagai kesalahan. Inilah salah satu balasan dosa.i
Jadi, jika seseorang melakukan suatu pelanggaran terhadap larangan
Allah, salah satu bahaya yang mengintainya adalah dia akan terjerumus
kepada dosa lainnya dengan sebab pelanggaran yang dia lakukan.
Oleh karena itu, marilah kita berniat untuk senantiasa patuh kepada
Allah, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan demikian, Allah Ta’ala akan memudahkan kita untuk selalu
memperbaiki diri sehingga kita menjadi pantas untuk mendapatkan
rahmat-Nya. Sebaliknya, sudah sepantasnya manusia menghindarkan diri
dari larangan Allah karena kekhawatiran perbuatan buruk tersebut
menyebabkan dirinya semakin jauh dari Allah hingga tanpa sadar dia sudah
terjerembab di neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
So, don’t worry be better. Yuk, kita perbaiki diri. Yang dulu
shalatnya jarang berjama’ah, sekarang lima waktu berjama’ah. Yang dulu
baca Al-Qur’an seminggu sekali, sekarang setiap hari. Yang dulu suka
nggosipin orang, sekarang nggak lagi. Yang dulu nggak pakai jiblab,
sekarang pakai jilbab syar’i. Yakinlah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
tidak akan menyia-nyiakan kebaikan kita. Dialah yang paling menghargai
kebaikan hamba-Nya.
Kita tutup tutorial kita hari ini, alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
‘MIND MAP’ :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar